Upiak Banun dan Legenda Lembah Harau, Apa Hubungannya? Cek Fakta Disini

Menarainfo, PAYAKUMBUH — Lembah Harau merupakan lokasi wisata alam sangat terkenal di Indonesia yang terletak di Ranah Minang. Tak jauh dari Kota Payakumbuh Lembah Harau dapat anda nikmati dengan pemandangan sebuah ngarai diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter.

Lembah Harau dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang.

Upiak Banun di Minang merupakan panggilan sayang kepada anak perempuan. Karena kelucuannya yang bikin gemas anak ini sering dipanggil Upiak Banun. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sampai saat ini belum mencantumkan kata banun di dalam kategori Bahasa Minangkabau. Kata banun memiliki berbagai makna kontekstual dan interpretasi yang beragam sehingga menarik untuk diulas.

Baca Juga :  AA Gym Hadir Berikan Dakwah dan Resmikan Rumah Tahfidz di Bukittinggi

Dari mana asal sebutan Upiak Banun? Belum ada yang dapat memastikannya.Tapi dalam cerita Randai Minang Putri Sari Banilai yang merupakan Legenda Lembah Harau ada nama tokoh perempuan bernama Sari Banun.

Dari info berbagai sumber Legenda ini menceritakan ,dahulu kalanya lembah harau adalah lautan,”legenda ini di perkuat dengan hasil team geologi dari jerman(barat)thn 1980 bahwa bebatuan yg terdapat di lembah harau ini ini merupakan bebatuan jenis BREKSI dan KONGLOMERAT bebatuan ini umumnya berada di dasar laut”.

Dalam legenda  diceritakan raja hindustan berlayar bersama istrinya ‘SARI BANUN’ dan anaknya ‘PUTRI SARI BANILAI’ perjalanan ini dalam rangka selamatan atas pertunangan anaknya dengan seorang pemuda hindustan bernama BUJANG JUARO.

Sebelum berangkat PUTRI SARI BANILAI sama-sama bersumpah dengan tunangannya apa bila ia mengingkari janji dia akan menjdi BATU dan jika BUJANG JUARO yg mengingkari janji maka ia akan berubah menjadi ULAR.

Baca Juga :  Waspadai Penyakit Akibat Bulu kucing, Pet Sehat Kita Sehat

Namun sayangnya dalam perjalanan kapal mereka terbawa arus gelombang dan terdampar di sebuah selat (sekarang bernama LEMBAH HARAU) kapal tersebut tersekat oleh akar yg membelentang antara dua bukit,hingga akhirnya kapal tersebut rusak. Agar tidak karam kapal di tambatkan di sebuah batu besar yg terdapat di pinggiran bukit (sekarang bernama BUKIT JAMBU) dan batu tempat tambatan perahu itu sekarang bernama BATU TAMBATAN PERAHU.

Dan setelah terdampar raja hindustan dan keluarganya di sambut baik oleh raja yg memerintah pada saat itu, lama kelamaan karena hubungan baik terjalin raja hindustan ingin menikahkan putrinya dengan pemuda setempat yg bernama RAMBUN PANEH.  Untuk balik ke hindustan sudah tidak memungkinkan,dan raja tidak mengetahui sumpah antara putrinya dan tunangannya (bujang juaro). Tak lama kemudian PUTRI SARI BANILAI menikah dengan RAMBUN PANEH.

Baca Juga :  Kurikulum Merdeka Dan Penjelasannya

Waktu terus berjalan dan dari pernikahan tersebut mereka di karuniai seorang putra.
Sewaktu putranya asik bermain dengan mainan buatan kakeknya (raja hindustan) tanpa ia sadari mainannya tersebut jatuh ke dalam laut dan putranya menangis sejadi-jadinya. Tanpa pikir panjang putri Sari Banilai pun langsung terjun ke dalam laut untuk mengambilkan mainan putranya,,
Sungguh malang nasibnya ombak datang menghempas dan menjepitkan tubuhnya pada batu besar dan diapun teringat akan sumpahnya kepada tunangannya (bujang juaro) dan dia sadar bahwa dia telah melanggar sumpahnya, dalam keadaan pasrah PUTRI SARI BANILAI berdoa kepada tuhan yg maha kuasa agar air laut surut,dan doa nya terkabul tiba2 air laut menjadi surut dan dia juga berdoa agar peralatanya di dekatkan padanya dan tak lama kemudian tubuhnya perlahan menjadi batu karena telah mengingkari sumpahnya.

Related posts