Edukasi Ratusan Pelajar SMA Adabiah 2 Padang, BPBD Sumbar Lakukan Simulasi Gempa Dan Tsunami 

Menarainfo, Padang -Sumbar termasuk daerah rawan bencana alam,baik gempa bumi maupun Potensi Sunami bencana terus mengancam wilayah Sumatera Barat Mulai dari banjir, longsor, hingga gempa megathrust Mentawai dengan ancaman tsunami.

Mengantisipasi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Bukan hanya ke masyarakat umum, tapi juga ke sektor pendidikan yang rawan.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar, Fajar Sukma mengatakan, “Kita sosialisasi dan edukasi ke SMA Adabiah 2, karena mengingat terletak di zona merah,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar tersebut saat usai acara pada Senin, (13/2).

Sosialisasi dan edukasi ini, menurutnya merupakan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). SMA Adabiah 2 Padang karena jarak sekolah ini hanya 1 atau 1,5 kilometer dari bibir pantai Padang, dan dekat dengan aliran sungai.

Selain itu, jumlah warga sekolah di SMA Adabiah Padang ini mencapai 700 orang lebih. Dengan jumlah yang cukup banyak ini, apabila tidak teredukasi dengan baik, bisa sangat berisiko ketika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa, atau tsunami.

Baca Juga :  PT Timah Tbk Gelar Pekan Sehat Sambut Ulang Tahun Ke 47

“Makanya sosialisasi dan edukasi ini sangat penting dilakukan, agar meminimalisir atau menekan risiko jika terjadi bencana,” ujarnya.

Dia mencontohkan, saat terjadi gempa tahun 2009 silam yang melanda Sumbar, terutama Kota Padang yang luluh lantak. Semua orang tak bisa bergerak, bahkan tak bisa menyalamatkan diri, apalagi mengevakuasi orang lain.

Terlebih lagi, kata Fajar, ada ancaman megathrust Mentawai yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Pasalnya, perairan di Sumbar juga teletak pada lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia yang sangat berpotensi adanya guncangan dari bawah lautan.

Kemudian, di daratan Sumbar juga ada lempengan patahan Simangko. Patahan ini menyimpan 7 segmen dengan potensi gempa bumi, yakni Segmen Angkola, Segmen Barumun, Segmen Sianok, Segmen Sumani, Segmen Suliti, dan Segmen Siulak.

Baca Juga :  PPKM Resmi Dicabut hari ini, liburan tetap Sesuai Protokol Kesehatan

“Segmen-segmen ini berpotensi dengan ancaman gempa yang bisa mencapai 7,8 skala richter, dan ini sangat berisiko atau berdampak besar,” jelasnya.

Dengan ancaman bencana itu, pihaknya memberikan SPAB ke SMA Adabiah 2 Padang. Dengan harapan, warga sekolah, baik guru, siswa, penjaga sekolah, hingga warga sekitar sekolah bisa lebih waspada, teredukasi, dan bisa melakukan evakuasi mandiri.

“Kita memberikan simulasi dengan kondisi terjadi gempa atau tsunami. Alhamdulillah direspon positif dan sangat antusias. Jadi ke depannya rutin dilakukan, secara terukur dan sistematis,” imbuhnya.

Wakil Ketua 2 Yayasan Syarikat Oesaha (YSO) Adabiah Padang, Dra. Welita, MM turut menyampaikan dukungan edukasi dan sosialisasi kebencanaan ini. Hal ini karena dia menyadari adanya ancaman bencana di Sumbar.

“Kita tidak menghendaki itu terjadi, tapi jika terjadi juga pasti tak bisa dielakkan, karena sudah takdir. Jadi kita harus siap siaga, dan terus waspada,” ucap Welita dalam sambutannya.

Baca Juga :  Kapolda Sumbar Tinjau Langsung Kesiapan One Way Sistem

Sementara itu, Wakil Kepala SMA Adabiah 2 Padang, Drs. Irhas juga sangat mengapresiasi kehadiran BPBD Sumbar dengan program SPAB ini. Apalagi baginya edukasi ini sangat penting dilakukan untuk menekan korban jiwa.

Dia menyebut, siswa SMA Adabiah 2 Padang ini sekitar 700 orang lebih. Jika tidak diberikan edukasi, sangat berisiko jika suatu saat nanti terjadi gempa bahkan tsunami. Apalagi selama ini pihaknya belum pernah mendapat edukasi dan sosialisasi tentang kebencanaan.

“Selama ini belum pernah dapat ilmu langsung seperti ini, sekarang dengan adanya edukasi dan sosialisasi, kita sudah bisa evakuasi mandiri, dan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana itu,” ungkapnya.

Diketahui, dalam kegiatan SPAB ini diikuti ratusan siswa SMA Adabiah 2 Padang dengan antusias. Bukan hanya itu, majelis guru juga ikut terlibat seolah-olah terjadi bencana gempa dan tsunami. Semuanya bekerjasama dalam menyelamatkan diri dan evakuasi mandiri.

Related posts