Menua Tapi Palsu
Seiringan kumis yang semakin menebal,
Bergandengan pula janggut semakin subur,usia semakin matang, tumbuh bersamaan dengan gurat senyum yang kian hari kian palsu,
Sementara ruwet memenuhi pucuk
Tubuh yang sedikit lagi tumbang
Menepis ocehan yang berterbangan
Menggerogoti urat-urat yang semakin tegang, tidak jauh, kadang datang dari pintu sebelah rumah, jendela belakang yang lepas hendelnya
Khawatir tak bisa jadi lentera
Bagi rumah yang butuh penerangan
Resah, takut tak dapat bagian roti
Yang akan dibawa pulang
*Doel
*Pujangga Penunggu Hujan Reda