Pacu Kuda, Pesta Alek Nagari Menyatukan Dua Wilayah Bukittinggi dan Agam

Sabtu, 06 Juli 2024, 23:34 WIB | Olahraga | Kota Bukittinggi
Pacu Kuda, Pesta Alek Nagari Menyatukan Dua Wilayah Bukittinggi dan Agam
Walikota Bukittinggi Erman Safar di gelanggang pacuan kuda Bukit Ambacang, Sabtu (6/7/2024)

BUKITTINGGI - Pacu Kuda telah menjadi sarana pemersatu masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, sejak zaman kolonial Belanda.

Hal ini disampaikan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, dalam sambutannya pada acara "Walikota Cup Race 2024" yang digelar di Gelanggang Bukit Ambacang, Sabtu (6/7/2024).

Didukung oleh petinggi dua wilayah tersebut, Walikota Erman Safar menjelaskan bahwa banyak masyarakat Sumatera Barat memiliki kedekatan dengan olahraga berkuda. Olahraga Berkuda mencakup beberapa jenis, seperti Berkuda, Pacuan, Polo, dan Berkuda Memanah. Di Sumatera Barat, jenis yang paling populer adalah Pacuan.

"Ekosistem ini harus dijaga. Kita semua bisa merasakan dampak dari suatu kejadian, baik dari segi kearifan lokal UMKM, budaya adat dan budaya. Pemko Bukittinggi akan mendukung dan menggalang dana melalui APBD untuk menjadikan kegiatan tahunan rutin," kata Erman Safar.

Ia juga menekankan bahwa antusiasme masyarakat terhadap Pacuan Kuda masih sangat tinggi. Dengan tingginya antusiasme ini, industri olahraga pacuan kuda dapat terus berkelanjutan. Industri ini telah memberikan dampak positif bagi banyak orang, membuka lapangan pekerjaan, dan memiliki nilai ekonomi yang besar karena banyak yang bergantung padanya.

Gelanggang Bukit Ambacang di Nagari Gadut adalah gelanggang pacuan kuda tertua di Indonesia, terletak di perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Didirikan pada tahun 1889, gelanggang ini merupakan salah satu warisan sejarah yang penting.

Ketua panitia pelaksana, Ferdian, menambahkan bahwa pacuan kuda adalah olahraga yang familier dan populer di Sumatera Barat, dengan beberapa wilayah menjadikannya acara tahunan.

Berikut adalah beberapa gelanggang pacuan kuda di Sumatera Barat:

Gelanggang Bancah Laweh : Dibangun pada tahun 1888 di Padang Panjang dengan panjang lintasan 900 meter. Masih aktif digunakan dan pernah menjadi lokasi syuting film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck".

Gelanggang Bukit Ambacang : Didirikan pada tahun 1889 dengan panjang lintasan 800 meter, terletak di perbatasan Bukittinggi dan Agam.

Gelanggang Kubu Gadang : Dibangun pada tahun 1906 di Payakumbuh Utara, memiliki lintasan sepanjang 900 meter dan masih aktif digunakan.

Halaman:
Deni Asra

Penulis:
Editor:
Sumber: Liputan

Bagikan:
Sakato lima puluh kota
Payakumbuh Maju